Tongkrongan

 


Meskipun dianggap kegiatan membuang- buang waktu, saya tetap memilih  meluangkan waktu saya agar bisa nongkrong. Ya karena aktivitas dari pagi sampai agak malam sangat padat, biasanya saya nongkrong sangat larut malam karena hanya waktu itu waktu yang sudah tidak ada lagi pekerjaan atau tugas dari sekolah yang dilakukan 

 Nongkrong di warung kopi sederhana sampai kelas cafe, disalah satu tempat kebisingan di kota Surabaya membuka perspektif saya terhadap pergaulan masyarakat Indonesia. Tempat nongkrong saya ini tidak hanya menjadi tempat saya dan teman-teman nongkrong, terkadang ada warga sekitar, pegawai kantor maupun pengunjung asing lainnya.

 Dengan keramaian pengunjung inilah pengetahuan baru ditemukan. Banyak stigma negatif melekat pada anak tongkrongan, tetapi itu tidak membuat kami bingung itupun tak pernah dihiraukan terkadang kami menjadikan itu sebagai bahan bercanda lumayanlah buat tertawa supaya tidak boring/gabut 

 Banyak yang mengira anak tongkrongan itu membicarakan hal- hal sepele seperti mabar ngobrol ngalor ngidul dan akhirnya kita dianggap tidak mempunyai kapasitas untuk mengobrolkan hal hal yang cerdas. Tentu saja ini merupakan pelabelan yang tidak masuk akal bagi anak tongkrongan. 

 Lintas ilmu ini mungkin menjadikan saya kaya akan pengetahuan dari sinilah banyak pengetahuan yang saya dapat dari tongkrongan saya dapat medengar cerita dari banyak pengalaman seseorang mulai dari seorang bapak-bapak yang bercerita tentang masalahnya yang pernah dialami Dan solusinya dari itu saya tahu apa yang harus dilakukan jika saya dalam posisi tersebut dan terkadang saya menanyakan tentang ilmu ke arsitekan atau tentang kontraktor kepada teman" saya, dan orang" yang paham akan dunia kontruksi. Karena saya juga serang sekolah dijurusan yang mengenai kontruksi, disitu bisa sharing" ilmu, pengalaman dan lain sebagainya 

  Keberagaman masalah hidup 

Frekuensi permasalah hidup sangat tinggi menghiasi percakapan sehari hari Kita di tongkrongan. Permasalahan tersebut tidal sampai dibicarakan saja, tetapi sampai pada solusi - solusi konkret untuk dilakukan. Terkadang masalag tersebut dibuat bercanda bukan bermaksud apa" melainkan untuk mendinginkan suasana, stres juga kita kalau setiap hari mengobrol hal yang serius mulu. Permasalahan sangat beragam mulai dari masalah sekolah, pekerjaan, dompet tipis, dan hal hal khusus seperti permasalah istri, keluar maupun percintaan yang tidak asing lagi kita dengar mulai putus cinta, baru jadian, galau, dan mendua atau fakboy dalam bahasa anak" jaman sekarang. Ya Kita juga banyak menyimpan rahasia-rahasia lucu, memalukan dan kelam dari kita masing-masing 

 Dengan segala kekayaan awal yang Kita miliki sebagai anak tongkrongan menghadapi kerasnya kehidupan sudah hampir siap kita lalui. Yang lebih muda menjadi lebih kaya akan pengetahuan pengalaman hidup, yang lebih tua bisa mendapatkan perspektif baru Dari Cara berpikir generasi dibawahnya 

 Mungkin memang benar kita terkadang menjadi pusat kebisingan lingkungan, maupun orang malas yang hanya membuang buang waktu saja Dan mulai dari bahasa tongkronganpun bisa menjadi kebisingan seperti kata" jorok, kasar, tidak enak di dengar, teman saya menyebutkan kata" itu dengan sebutan kalimat syahadat karena suka dimarahi ibunya karena sering berkata kasar.

 Tapi dibalik itu semua ada kekayaan yang tidak pernah bisa lihat masyarakat awam dan kekayaan itu menjadikan kita mampu melihat sedikit dari tantangan di masa depan. Dan tidak mungkin kami anak tongkrongan akan memegang peran penting dalam pembangunan bangsa.

Hidup anak tongkrongan!!!


Nama: Mas rakha rizqullah

Kelas: X-KGSP 3

No absen: 20



Komentar

  1. Kenapa lebih senang menongkrong di masa pandemi?

    BalasHapus
  2. kenapa tidak langsung curhat kepada sang pencipta, jika misal kita memiliki masalah hidup dan lebih memilih curhat di tongkrongan

    BalasHapus
  3. Mending makan odading mang ole, rasanya seperti anda menjadi lonte

    BalasHapus
  4. rasanya seperti anda menjadi ironmen

    BalasHapus
  5. Apa yang kamu dapat selama nongkrong sama aku?

    BalasHapus
  6. males bnyk yg omdo katanya ke situ eh ga ikut:(

    BalasHapus

Posting Komentar